Selesai salat Isya Anggi langsung berbaring di tempat tidur, ia lelah sekali dengan aktifitasnya yang lumayan padat hari ini. Ia berniat tidur cepat. Anggi menyalakan radio kesayangannya, mulai mencari siaran yang menurutnya enak, tentu saja pengganti dongeng untuk penghantar tidurnya.
Alunan lagu-lagu pop mulai terdengar. Oh ya ini malam Rabu ada acara Ceriwis -semacam salam-salam atau nyamperin seseorang di radio- dan itu acara favorit Anggi. Ia tidak pernah menelpon ke radio untuk menyampaikan salam atau semacamnya, tetapi ia suka mendengarnya, menurutnya itu lucu.
Hampir saja mata Anggi terpejam ketika tiba-tiba suara mbak Mei sang penyiar radio mengagetkannya. Namanya disebut. Spontan Anggi langsung membesarkan volume radionya.
Ardhi, ya Ardhi mengiriminya puisi. Anggi sangat terkejut, ia langsung memegang dada, ia merasa jantungnya hampir copot.
“Malam Booss, aku Ardhi dimana aja, aku mau ngirimi puisi buat Anggi, semoga Anggi mendengarnya” mbak Mei membacakannya dengan suara lantang. Dan mbak Mei pun langsung membacakan puisinya.
Ku temui banyak wanita
Namun sama terasa
Senyum
Tutur kata
Dan segala hal yang mereka miliki
Apa yang ada saat ini
Tak halnya kemarin
Yang tak kau tahu
Yang belum kau mengerti
Menjadi rahasia hati dalam diri
Karena indah sempurna, aku yang tahu
Dan percaya
Semu wanita itu sama
Kecuali kamu
Dan kau
Tak sesederhana kata Cinta
Anggi terdiam, hampir tak bisa bernapas. Ia tak menyangka Ardhi akan mengiriminya puisi. Ia masih tak percaya. anggi mencubit pipinya dan kemudian ia meringis, ternyata ia sedang tidak bermimpi. ardhi benar-benar mengiriminya puisi di radio dan tentu saja itu didengar oleh banyak orang.
Jantungnya berdebar, wajahnya memerah dan ia merasa dadanya sesak sekali, itu yang selalu dirasakannya setiap ia mengingat sosok ardhi. Seseorang yang sudah dikagumi dan dicintainya sejak lama,dulu !, ya sejak anggi masih duduk di kelas 3 SMP dan itu sudah 1 tahun yang lalu.
Siang itu anggi bersama Karin sahabatnya pergi ke sebuah warnet, hanya untuk menghabiskan waktu luang sebelum pulang ke rumah. Seperti biasa ia sibuk browsing di akun facebooknya, hingga kemudian tanpa sengaja ia melirik seorang anak laki-laki berseragam SMP, mungkin seumuran dengannya yang juga asyik browsing, senyumnya manis sekali, pikir anggi.
Di sebelah kanan baju sekolahnya terdapat tulisan SMP 1 ngimbang. Anak itu sekolah di situ, sebuah sekolah yang cukup maju, pikir anggi. Dan ia penasaran. anggi meninggalkan komputernya dan menghampiri Karin yang bersebelahan dengan anak laki-laki itu.
anggi berpura-pura menanyakan sesuatu pada Karin dan matanya melirik ke komputer anak laki-laki itu, ingin tahu apa yang sedang anak laki-laki itu lakukan. Oh ternyata anak laki-laki itu juga sedang asyik dengan akun facebooknya.
anggi melirik sekali lagi ke arah komputer anak itu, dan dapat! anggi melihat dengan jelas nama akun facebook anak laki-laki itu, yunus ardhi.
Dengan wajah berseri-seri anggi kembali ke komputernya, langsung mencari akun facebook anak itu. yunus ardhi, ketemu. Tanpa pikir panjang anggi langsung meminta pertemanan. anggi semakin tersenyum lebar ketika permintaan pertemanannya di facebook diterima, ia menjerit dan tangan kanannya langsung menutup mulutnya.
Tentu saja ia tidak ingin menjadi pusat perhatian orang-orang. anggi menatap ke arah ardhi, anak laki-laki itu. Dan ternyata ardhi juga sedang menatapnya dengan tersenyum, anggi terkejut dan langsung menunduk, ia merasa ardhi mengetahui kalau ia yang baru saja meminta pertemanan. Tiba-tiba Karin sudah berada di sampingnya, membuat anggi semakin terkejut.
“ayo pulang nggii, lapar nih” ujar Karin.
“oh ya, baiklah” balas anggi. Padahal ia masih ingin berlama-lama di sini. Tetapi diikutinya juga sahabatnya itu.
Sebelum melangkahkan kaki keluar, anggi sempat melihat ke arah ardhi, untuk terakhir kalinya pikir anggi. Dan ternyata ardhi juga melihat ke arahnya dengan senyum yang terkembang. anggi juga memberikan senyuman termanisnya, kemudian menunduk seolah-olah berpamitan pada ardhi.
Semenjak hari itu, setiap pulang sekolah anggi selalu menyempatkan diri untuk main di warnet itu. Tentu saja dengan harapan dapat bertemu dengan ardhi, anak laki-laki yang membuatnya tidak bisa tidur itu. Dan ternyata ardhi juga selalu datang ke warnet itu. Namun mereka tidak pernah bertegur sapa, hanya saling melemparkan senyum. Dan itu sudah membuat hati anggi senang.
Tapi suatu hari ketika anggi ke warnet langganannya itu, anggi mendapati warnet itu tutup. anggi sangat kecewa, ia tidak bisa bertemu ardhi hari ini. Dan kejadian ini berlangsung keesokan harinya, seterusnya, hingga berminggu-minggu lamanya. Mungkin warnet benar-benar sudah tutup pikir anggi. anggi langsung merasa lemas, ia tidak bisa bertemu dengan ardhi, cowok idamannya. anggi memang tidak mengenal cowok itu, dimana tinggalnya, bagaimana sifatnya. anggi hanya tahu namanya, dimana sekolahnya, dan Ia tahu ia mencintai cowok itu.
Entahlah, entah apa yang membuat anggi mencintainya, mungkin itu cinta pada pandangan pertama. Percaya tak percaya, tapi bayangan ardhi selalu menghantuinya dan saat ini anggi sangat merindukan ardhi, sangat!
Hingga suatu hari di sekolahnya…
anggi sekarang sudah duduk di bangku kelas 1 SMA, saat ini seperti biasa ia sedang duduk santai di mejanya, hingga seorang teman menghampirinya.
“Heh, jangan melamun ang!” tegur Fahri sambil duduk di bangku kosong di sebelah anggi.
“Siapa yang melamun, oh iya selamat ulang tahun ya fahri, semoga semua-semuanya deh, kapan makan-makannya?” ucap anggi sambil tersenyum.
“makasi nggi, hari minggu datang ya, aku buat acara di rumah. Oh iya hari ini si ardhi ulang tahun juga kan? Udah ngucapin?” tanya Fahri.
“ardhi?” tanya anggi dengan ekspresi terkejut yang tidak dibuat-dibuat dan otaknya langsung bekerja hingga bayangan wajah ardhi pun muncul di benak anggi, cinta pandangan pertama nya di SMP dulu.
Oh iya anggi lupa, dulu ia pernah cerita soal ardhi pada Fahri setelah mengetahui bahwa Fahri dulunya alumni SMP 1 kedungpring dan tentu saja Fahri mengenal ardhi. ardhi sahabat Fahri ketika SMP.
“aku tidak tahu hari ini ulang tahunnya juga, lagipula bagaimana cara menghubunginya, kau kan tahu ri aku ini hanyalah pengagum rahasianya” balas anggi.
“nah pakai ini saja, aku punya nomornya” sahut Fahri sambil menyodorkan handphone-nya.
“dia tidak mengenalku”, balas anggi sambil menunduk sedih.
Minggu siang di rumah Fahri. anggi berdiri kaku di depan pintu, ia terlambat datang ke acara Fahri. Acara sudah dimulai, ketika ia mengucapkan salam semua mata tertuju padanya. Dan ada sepasang bola mata yang mengawasinya dari sudut ruangan. Dan tanpa sengaja anggi juga melihat ke arah sepasang mata itu, tiba-tiba napasnya terasa terhenti, keringat bercucuran di wajahnya, ia melihat ardhi.
Ya ardhi seorang cowok cinta pandangan pertamanya, yang juga cinta Pertama dan tentu saja cinta monyetnya. Ternyata ardhi juga hadir di acara ulang tahun Fahri. Fahri langsung memanggil anggi dan menarik tangannya dan tiba-tiba saja mereka sudah berdiri di depan ardhi. Dan mereka pun berkenalan.
Lagu I wanna Be-nya Lenka mengagetkan anggi yang sedang termenung, ternyata dari tadi ia sedang melamun, teringat awal perkenalannya dengan ardhi pertama kalinya. Perkenalan yang menurut anggi sungguh aneh, seperti di sinetron-sinetron ftv yang sering ditontonnya. Ternyata sms dari ardhi.
From : My Love
“Udah di dengar puisinya tadi kan nggi? itu khusus buat kamu nggi. Semoga kamu suka. Selamat tidur yaa nggi, semoga mimpiin aku, love you,”
Senyum anggi mengembang membaca pesan singkat itu, ardhi memang selalu penuh kejutan, dan sekarang ardhi telah menjadi pacarnya. Cinta pandangan pertamanya, cinta Pertama, cinta Monyetnya dan semoga saja cinta terakhirnya.