Jumat, 05 Februari 2016

Cinta Itu Butuh Pengertian

Hujan yg berintik itu terus turun. Walau hampir reda, hujan itu tetap meninggalkan jejaknya. Jalanan menjadi basah dan licin membuat para pengendara kendaraan berhati-hati memilih jalan dan mengatur laju kendaraannya.
Lorong-lorong sekolah tampak lembab. Murid-murid yg sedang membereskan lokernya enggan menutup pintu lokernya, mereka merasa malas untuk pergi ke kelas apalagi murid yg berkelas diseberang lorong. Mereka lebih memilih untuk menunggu rintik hujan itu benar-benar menghilang.
“kapan kertas ini tertempel? sepertinya tadi aku tidak memerhatikannya” ujarnya pelan. Kemudian ia ambil kertas itu lalu ia baca.
Dear raisa…
Valentine will coming soon, I wish u came with me in valentine night at destiny café.
See you
-firhan-
Raisa tertegun, jantungnya berdegup kencang setelah membaca surat itu. Sebenarnya ia tak pernah ingin mengalami hal seperti ini lagi, namun takdir berkata lain. Desir hatinya menggetarkan jiwanya yg terasa tertempel dilantai. Namun ia segera berbenah diri dengan bersikap seperti biasa saja sambil berjalan menyusuri lorong.
Dua sosok siswa sedang berbincang, kali ini perbincangannya terlihat lebih serius dari biasanya.
“han.. loe serius ngajakin si ustadzah itu ke valentine night nanti?” Tanya Arya ragu dan hanya anggukan yg ia dapatkan dari Firhan.
“emang loe ga kapok, setelah minggu lalu loe ditolaknya mentah-mentah..?”
“gue juga ga tau ya.. rasanya.. Raisa itu beda banget.. terlebih gayanya yg nyantri itu” tukas firhan pada Arya.
“tapi mana mau dia jalan sama loe, orang natap loe aja dia kagak berani..”
“ah entahlah…”
Raisa baru menyadari saat ia melihat kalender di kamarnya. Hari ini tepat tanggal 10 februari. Ya, februari bulan kasih sayang yg sering disebut hari valentine pada tanggal 14 nanti.
Ia khawatir, bukan khawatir akan ajakan Firhan melalui surat tadi. Namun ia khawatir akan teman-teman sebayanya, juga sejuta umat muslim diluar sana. Mereka yg akan merayakan hari valentine dengan dalih hari kasih sayang akan mudah terlena dan tergiur oleh perbuatan-perbuatan yg cenderung pada maksiat yg tidak menutup kemungkinaan akan berakhir pada perzinaan nantinya, naudzubillah.
Seandainya mereka tahu dan mengkaji lebih tentang valentine dalam hukum islam adalah haram hukumnya. Bagaimana tidak bervalentine adalah tradisi orang Eropa dahulu. mereka yg merayakannya dengan berdansa semalaman bersama masing-masing pasangannya lalu saling bertukar cokelat. Jelas itu bukanlah tradisi dalam islam, islam menyarankan berkasih sayang pada sesama itu adalah hal yg akan membuat keimanan bertambah kuat. Tidak sempurnalah iman seseorang sebelum mereka mencitai saudaranya melebihi kecintaannya pada diri sendiri.
Raisa teringat kembali akan surat dari Firhan “ya Allah awam sekali dia” gumamnya dalam hati, saat membaca kembali isi surat yg membuat jantungnya berdegup kencang itu.
Terik matahari yg amat panas membuat keringatku bercucuran. Entah karena memang benar-benar panas atau hanya karena aku yg benar-benar tegang. ya, hari ini ku putuskan untuk menemui Raisa. Gadis yg membuatku terpana saat melihat kerudungnya berkibar diterpa angin. Ia membuat jantungku berpacu saat ku dengar suaranya. Beruntung, aku tidak satu kelas dengannya karena jika harus satu kelas dengannya, ia pasti akan membuatku fly setiap aku bertemu dengannya.
Tepat seminggu yg lalu aku menembaknya. Ku katakan perasaanku didepan teman-teman sekelasnya. Aku memang terlau frontal bukan? tapi bagaimana lagi, rasanya sulit untuk menahan perasaan yg sedang bersemi di hatiku ini. Masih jelas terdengar suara lembutnya menolakku mentah-mentah.
“maaf han… saya ga bisa, cinta itu butuh pengertian” itulah yg ia katakana saat menolakku. Apa yg ia maksud dengan cinta itu butuh pengertian? jujur, saat itu aku benar-benar malu namun aku bukanlah seorang laki-laki yg pantang mundur hanya untuk mendapatkan gadis yg sering disapa ustadzah oleh teman-temanku itu.
Ah.. begitu nekadnya aku, mengajaknya untuk datang ke valentine night nanti. Padahal sudah jelas cintaku ditolaknya, apa karena kerudung yg melebar menutupi dada dan punggungnya itu yg membuat ia selalu menjelma bak bidadari dihatiku. Entahlah..
Ku hela nafasku dan mulai mengetuk pintu kelasnya. Terdengar riuh sura teman-temannya menggodanya
“cie..rais dijemput pangerannya niee..” perkataan teman-temannya itu tidak membuatnya goyah. Ia hanya tersenyum simpul pada mereka. Ya tuhan lengkaplah sudah, kali ini aku really fly.
“ada apa han ?” sekarang ia benar-benar dihadapanku. Apa yg harus aku lakukan dulu..
“e..e. anu..kamu udah terima surat dari aku?” aku terbata menanyakannya.
“ya sudah..” jawabnya singkat
“gimana..mau enggak ?”
“mm..maaf aku gak bisa. Dalam islam merayakan valentine itu haram terlebih lagi kita itu bukan mahrom” ya ampun..kuat sekali imannya itu. Woles.. woles deh firhan kamu pasti bisa.
“kita ga usah ngerayain, kiatakan Cuma jalan aja..” bujukku agar ia mau
“tapi sama saja, malam itu pasti bakalan banyak yg ngerayain valentine terus.. kita jalannya cuman bedua itukan tetep ga boleh!”
“ya udah,, aku ga maksa” aku menyerah, Raisa memang gadis yg teguh memegang status muslimahnya. Jarang gadis seumurannya dapat bersikap seperti dia.
Kata demi kata kurangkai sampai bisa menjadi sebuah kalimat. Ku tulis dengan apik agar mudah dicerna oleh orang yg membacanya. Tapi aku yakin Firhan akan mudah mengerti isi dari surat ini secara, dia adalah anak yg cerdas.
Aku fikir surat adalah media terbaik untukku menjelaskan perasaanku yg sebenarnya terhadap dia. Karena berabe kalau mesti berhadapan langsung dengannya. Leherku pasti akan pegal karena terlalu lama menundukkan pandanganku yg terlalu dalam. Mungkin aku terlalu berlebihan menundukkan pandanganku ini, habis mau bagaimana lagi nyaliku terlalu sedikit untuk hanya sekedar meluruskan sedikit saja pandanganku padanya. Aku takut mataku kabur memandangnya dan mudah menyimpannya di memori otakku.
Ku putuskan untuk menitipkan surat ini pada Azka yg yg kebetulan satu kelas dengan Firhan. Aku tidak dapat membayangkan expresi apakah yg akan ia tunjukkan saat menerima dan membaca surat dariku ini. Tapi aku harap semuanya akan baik-baik saja.
Assalamu’alaikum
Bagaimana kabarmu hari ini han ? aku harap kamu selalu ada dalam lindungannya aamin.
Bukan maksud saya lancang untuk mengirim surat padamu. namun, saya fikir ini yg terbaik untuk kamu dan saya.
Firhan… maaf, mungkin selama ini saya telah banyak menyakiti kamu. Tapi.. sebenarnya bukan maksud saya untuk seperti itu. Saya hanya mencoba untuk taat kepada-Nya.
Saya tahu perasaan yg sedang bersemi itu memang sulit untuk dibendung. Tidak menutup kemungkinan saya juga dapat memiliki perasaan yg sama terhadap kamu. Namun, saya mencoba untuk bersabar dan memelihara perasaan ini dalam hati saya. Karena saya yakin suatu saat nanti akan ada waktu yg tepat untuk mengungkapkannya, tentunya dengan umur yg sudah lebih dewasa dan berani mengambil konsekuensi pertanggung jawaban atas perasaan ini.
Sekarang marilah kita coba untuk menumbuhkan rasa cinta yg lebih dan yg sesungguhnya hanya kepada-Nya, sang maha cinta Allah swt.
Dan pelihara perasaan antara kamu dan saya. Mungkin kelak nanti kita akan menemukan orang yg tepat.
Hanya sedikit saran dari saya. Mungkin kamu lebih baik bergabung dengan kegiatan ROHIS disekolah. Saya rasa mungkin kamu bisa mendapatkan pencerahan atas apa yg telah kamu alami selama ini. Bukan niat saya untuk promosi tapi saya harap agar kita dapat saling menjaga karena telah faham.
Sekian surat dari saya hanya itu yg ingin saya sampaikan maaf apabila ada kata-kata yg menyinggungmu.
Wassalamu’alaikum
-Raisa-
Firhan bergeming setelah membaca surat dari Raisa,benaknya langsung memikirkan begitu awamnya ia atas agamanya sendiri. padahal ia adalah seorang muslim. Nalurinya tergerak, lantas ia segera menuju ruang kesekretariatan ROHIS sekolah dan mendaftarkan dirinya sebagai anggota baru.
Alangkah tenangnya hati Firhan saat ia mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat dhuhur di mushola sekolahnya. Ia merasakan seperti tetesan embun pagi yg jatuh di hatinya. Hidayah-Nya telah sampai padanya melalui seorang gadis yg ia sayangi itu. Kini ia bertekad untuk tidak memikirkan kembali perasaannya terhadap Raisa, ia lebih memilih untuk memperbaiki segala yg kurang pada dirinya dan tentu ia merubah jadwal valentine nightnya menjadi mabit bersama kawan-kawan yg menuntunnya kembali pada kedekatannya pada Allah.
Sungguh benar apa yg telah dikatakan Raisa. Valentine bukanlah tradisi dalam islam. Hari berkasih sayang dalam islam itu justru hadir setiap hari diantara umat islam. Bahkan parah apabila para remaja islam kini tidak pernah mengetahui sejarah mulanya valentine day’s. yg mana mereka hanya mengikut-ngikuti tradisi saja mungkin atas dasar toleransi ataupun bersenang-senang dengan teman. Sesungguhnya mengikut-ngikuti saja adalah dosa. Apapun alasannya kita tidak dapat menerima kebudayaan dari luar yg kenyataannya bertentangan dengan akidah kita.
Renungkan kawan!